BAB 3 UNSUR UNSUR DESAIN

A. GARIS
Pada dasarnya dalam perencangan lansekap (desain lansekap) ada 2 aspek yg di pertimbangkan, yakni:
• Fungsi
• Estetika

Aspek Fungsi memberikan penekanan pada penggunaan atau pemanfaatan dari benda atau elemen yang dirancang, sedangkan aspek estetika ditekankan pada usaha untuk menghasilkan suatu keindahan visual.
Unsur keindahan visual tersebut dapat diperoleh melalui garis, bentuk, warna dan tekstur. Masing – masing unsur memiliki sifat dan karakter yang dapat mempengaruhi kesan dan suasana ruang yang diciptakan serta terbentuknya suatu ruang sangat erat kaitan pada sifat garis yang digambarkan.
Garis adalah susunan dari beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga membentuk suatu coretan. Beberapa tipe garis yang perlu diketahui :
1. garis vertikal
2. garis horizontal
3. garis diagonal
4. garis lengkung

1. Garis Vertikal




Garis vertikal mudah dikenal dengan bentuk seperti tiang listrik, tiang lampu, tegak pohon pinang atau kelapa, cerobong asap, atau benda-benda yang tegak meninggi. Watak dari garis vertikal adalah
• memberikan aksentuasi pada ketinggiian;
• tegak dan gagah;
• kaku, formal, tegas, dan serius.
Dalam aplikasi terhadap ruang, maka bila ruang luar tersebut didomi¬nasi oleh unsur-unsur garis vertikal, maka suasana ruangnya akan terasa formal, kaku dan serius, tidak santai.






Contoh elemen dengan garis vertikal






Contoh aplikasi ruang luar yang didominasi oleh garis vertikal, sehingga memberikan kesan ruang yang formal dan tidak santai

2. Garis Horizontal
Garis horizontal memberikan aksentuasi terhadap dimensi lebarnya, santai dan tenang. Oleh karena itu, bila ruang luar didominasi oleh unsur garis horizontal, maka ruang akan bertambah lebar, membesar, meluas dan melapang. Suasana dan kesan ruang yang ditimbulkan adalah santai, rileks, dan tenang.










Contoh ruang luar yang didominasi oleh garis horizontal memberikan kesan ruang yang sanatai, rileks, dan, lapang
3. Garis Diagonal




Tipe garis semacam ini dapat dilihat dengan jelas pada pagar besi halaman yang dibuat miring berjajar. Karakter garis diagonal adalah :
• dinamis (berada dalam posisi bergerak)
• bergegas (tidak tenang);
• mendekatkan jarak dan sensasional.
Oleh karena itu, garis diagonal sering dipergunakan atau dimanfaatkan untuk suatu maksud yang meminta perhatian atau sebagai daya tarik visual. Apabila dipergunakan di tempat yang kurang tepat akan mem¬horikan efek yang sebaliknya.
Sebagai contoh: bila suatu ruang makan atau tempat istirahat di¬dominasi oleh garis-garis diagonal akan memberi pengaruh dan kesan hdak santai atau ti,iak merasa tenang bagi pengunjung.













Contoh ruang didominasi oleh garis diagonal
3. Garis Lengkung




Watak garis yang demikian umumnya adalah dinamis, riang, lembut, dan memberi pengaruh gembira.
Bila ruang yang didominasi oleh garis lengkung, maka akan terasa suasana ruang yang menarik dan gembira. Umumnya banyak dimanfaatkan bagi pembentukan ruang pada suatu daerah rekreasi.













Ruang terbuka didominasi garis lengkung

B. BIDANG
Susunan beriburibu garis bila disatukan dan dipadatkan akan membentuk sebuah bidang.















Ditinjau dari fisiknya, dapat berbentuk padat atau transparan.






Bidang sebuah besi plat atau padat dan sebuah kaca transparan.








Fungsi bidang dalam arsitektur adlah pelindung dan pembentuk ruang.
1. Fungsi Bidang Dalam arsitektur Lansekap
Ruang (space) terjadi atau dapat diciptakan karena adanya bidang dasar/alas (the based), bidang pembatas/dinding (the verticals), bidang pengaatap/penutup (the overhead).
1. Bidang alas/dasar (the based)
Bidang alas/dasar (the based) dalam arsitektur lansekap yang dimaksud adalah dasar permukaan tanah. Bentuk bidang permukaan tanah bermacam-macam. Dalam skala makro, bidang dasar dapat berupa muka tanah bukit bergelombang, muka tanah padang rumput rata. Dalam skala mikro dapat berupa muka tanah berpasir, tanah rata.





2. Bidang pembatas/dinding (the vertical)
Bidang pembatas/dinding (the vertical), dalam skala makro berupa dinding susunan punggung bukit, dinding batuan terjal, susunan hangunan tinggi. Dalam skala mikro dapat berupa komposisi tanaman berupa susunan pohon atau semak.





3) Bidang atap/penutup (the overhead)
Bidang atap/penutup (the overhead), dalam skala makro berupa hamparan awan, cakrawala. Dalam skala mikro berupa susunan tajuk pohon, atap pergola, dan atap.
Bidang vertikal dalam suatu ruang adalah unsur pembagi dan pembatas sesuatu. Bidang pembatas membatasi suatu daerah penggunaan tertentu, mengontrolnya dengan unsur-unsur yang bersifat masif maupun ringan seperti dinding bata, beton atau cabang¬cabang pohon yang disejajai ' 'in.
Unsur pembatas atau penutup vertikal dapat berupa suatu yang kasar dan alamiah seperti dinding cadas, namun dapat juga merupakan
unsur yang berbeda dari alam seperti panel dari kayu, gelas/kaca, maupun bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk pemagaran. Dari berbagai bahan tersebut, terutama yang harus diperhatikan adalah bahwa unsur-unsur tersebut harus benar-benar sesuai dengan maksud penggunaannya dalam suatu ruang.






2. Peranan Pembatas
1) Sebagai pemberi arah dan suasana
Deretan pohon yang diatur dan direncanakan dapat memberikan informasi kepada kita tentang kompleks apa yang sedang kita kunjungi. Apakah sebuah kompleks perpustakaan ataupun kompleks ketentaraan dan lainnya.
2) Sebagai penerang
Pagar dapat memperkuat, mengubah, dan membentuk pola lalu lintas dalam ruang. Sebagairnana dapat dirasakan pada sebuah gerbang masuk suatu kompleks perumahan yang mengesankan undangan, sedangkan dinding penghalang mengesankan seakan-akan berkata "ikuti jalan ini", atau teras suatu pintu masuk seakan berkata "datanglah beristirahat dan diam di sini".
3) Sebagai pengontrol
Elemen vertikal penting sebagai unsur yang mengontrol angin, cahaya, temperatur, dan suara. Unsur ini dapat dipergunakan untuk mengubah dan membelokkan angin serta mengatur banyaknya cahaya atau mengeleminirnya.
4) Sebagai penutup efektif
Dalam usaha mencapai ruang privacy, atau untuk keamanan dan lain sebagainya. Kurang atau tidak adanya unsur penutup yang efektif dari suatu ruang merupakan kunci kegagalan pembentukan ryang tersebut.








Pohon sabagai penahan angin










3. Bentuk Pemagaran dan Penutupan
Dinding (walls) :termasuk dinding penyekat (screen walls), dinding penahan, dan lain sejenisnya
Pagar (fences) :termasuk pagar kawat (woven wire fences), pagar kayu, pagar besi, dan sebagainya
Bentukan Tanah :termasuktebing, celahan di bumf, beda ketinggian tanah (kontur), dan sebagainya



Pemagaran dan pembatasan dapat dibuat menurut fungsi berikut
a. Sebagai batas fisik






b. Sebagai pembatas pandangan









c. Penghalang suara
Jalan kendaraan bermotor di perkotaan memiliki dampak yang tidak menyenangkan akibat kebisingan yang melampaui ambang batas manusia untuk hidup kerja dan bermah Tanaman dapat berfungsi sebagai peredam mengurangi kebisingan.




d. Pembatas ruang









4. Dinding penyekat
Sering timbul kebutuhan akan pemagaran untuk keamanan atau membatasi ruang tanpa menampilkan pembatas visual/pandangan secara lengkap. Dinding penyekat yang diberi lubang pada permukaannya akan menambah daya tarik yang besar dari tekstur.












C. RUANG (SPACE)
Faktor utama dalam menjaga kelangsungan hidup manusia adalah terpenuhnya kebutuhan hidup. Yang dimaksud dengan kebutuhan hidup adalah tersedianya sandang, pangan, ruang hidup atau permukiman, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
1. Pengertian Ruang
Ruang mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia. Semua kegiatan manusia sangat berkaitan dengan aspek ruang. Ruang merupakan hubungan antara manusia dengan suatu objek, baiksecara visual maupun secara indra pendengar, indra perasa, indra penciuman akan selalu minibulkan kesan ruang.
Immmel Kant (baca Edward Paul, 1972: The Encydopedia of Philosophy, vol. 3 dan 4 Mac Millian Publishing h1m. 308) berpendapat 1, bahwa... Ruang bukanlahsesuatu yang objektifsebagai basil pemikiran dan perasaan manusia....Filsuf Plato berpendapat bahwa... ruang adalah suatu kerangka atau wadah di mana objek dan kejadian tertentu berada.
2. Hubungan Manusia dengan Ruang
Hubungan manusia dengan ruang secara lingkungan dapat dibagi dua yaitu Hubungan Dimensional (Antromethcs) serta Hubungan Psikologis dan Emosional (Proxemics).
Pembatas ruang, dimaksudkan untuk membedakan atau mengatur ruang. Pemilihan bentuk dan materi pembatas sebaiknya disesuaikan dengan fungsi ruang yang hendak dihasilkan
1. Hubungan Dimensional
Menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh dan pergerakan kegiatan manusia.
2. Hubungan Psikologis dan Emosional
Hubungan ini menentukan ukuran-ukuran kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia.
Dalam hubungan manusia dengan ruang, Edward T. Hall (baca buku Forest Wilson; Struktur Essensi Arsitektur, hlm. 15) menuliskan bahwa ... Salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang ialah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri, kenyamanan, dan rasa aman pada pribadi manusia ....
3. Pembatas Ruang/Komponen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Sebagai bidang alas atau The Base, pengaruhnya terhadap pembentukan ruang sangat besar. Karena bidang ini erat hubungannya dengan fungsi ruang. Permukaan lantai pada ruang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam bahan, yakni (uraian lebih lengkap lihat bab selanjutnya tentang Bahan/Material):
Bahan keras: misalkan batu, kerikil, pasir, beton, dan aspal Bahan lunak: misalkan berbagai jenis tanaman, dan rumput
Sebidang lantai yang mempunyai sifat bahan berbeda dari permukaan lantai sekitarnya akan memberikan kesan tersendiri dan berbeda satu dengan lainnya.







Selain perbedaan bahan lantai, perbedaan tinggi pada suatu bidang lantai akan membentuk kesan dan fungsi ruang yang barn tanpa riengganggu hubungan visual antara ruang-ruang tersebut.















Pada ruang luar yang luas, perbedaan tinggi lantai pada sebagian bidangnya , Inpat mengurangi rasa monoton dan menciptakan ruang yang lebih manusiawi
b. Dinding
Sebagai pembatas ruang, dinding atau dapat disebut "The Verticals" I. ipat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu
1. Dinding Masif












2. Dinding Transparan













3) Dinding semu
Dinding semu merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan pengamat setelah mengamati suatu objek atau keadaan. Adapun dinding ini dapat terbentuk oleh garis-garis batas, misalnya garis batas air sungai, air laut, cakrawala, dan batas lantai trotoar.
Kesan ruang juga dipengaruhi oleh tinggi pandangan mata yang eras hubungannya dengan tinggi dinding pembatas.
Kesan ruang luar yang kuat dikelompokkan menjadi:
























1. tinggi dinding yang rendah sekali
2. tinggi dinding sebatas mata manusia, dan
3. tinggi dinding di atas kepala manusia


















c. Atap/Penutup
Atap atau dapat disebut The Overhead, seperti halnya dengan dinding terbagi 2 bentuk, yakni
1. penutup atap yang masif
2. penutup atap yang transparan





















4.Batasan ruang
Batasan ruang adalah sebagai berikut.
a. Tinggi di atas mata, fungsi ini sebagai “perlindungan”.
b. Tinggi sebatas dada, fungsi adalah untuk “membentuk ruang peling terasa”.
c. Tinggi di bawah pinggang, fungsi sebagai “pengatur lalu lintas” ataupun “pembentuk pola sirkulasi”.
d. Tinggi sebatas lutut, fungsi sebagai pengarah”.
e. Tinggi sebagai telapak kaki, fungsi sebagi “penutup tanah”.








5. Macam Ruang
Berikut ini macam – macam ruang
1. ruang berbentuk lorong
2. ruang berbentuk linier
3. ruang berbentuk geometris
4. ruang berbentuk mekanis (dipaksakan)






















6. Sirkulasi pada Ruang


















7. Elemen Desain pada Ruang
a. Skala Elemen
Ada 2 macam skala (franchis DK Ching; Architektur, from, space and order):



1. Skala Manusia











2. Skala Generik













b.Bentuk Elemen




1. Persegi dan kubus
Digambar sebagai bentuk sederhana ,statism stabil, dan bersifat kuat karena profil sudutnya.



2. Segitiga




3. Lingkaran dan bola
c. Tekstur Elemen
tekstur adalah titik – titik kasar halus yang tidak beraturan pada suatu titik permukaan benda.
d. Warna Elemen
Dalam arsitek,warna di pergunakan untuk menekan atau memperjelas karakter suatu objek, ruang serta memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.



8. Ruang Makro dan Ruang Mikro
Empat pohon dalam posisi berhadapan membentuk segi empat, maka akan membentuk ruang maya dengan sifat ruang yang transparan dan dapat pula membentuk ruang mikro.























9. Orientasi Gelap tergadap Bentuk Ruang

























10. Pencapaian Ruang
Masih dalam kaitannya dengan sistem sirkulasi, beberapa pencapauan terhadap ruang dapat di bedakan :























D. RUANG TERBUKA

Ruang umum yang merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai pola. Ruang Umum adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya. Dengan adanya kegiatan pertemuan bersama-sama antara manusia, maka kemungkinan akan timbulnya bermacam-macam kegiatan pada ruang umum tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ruang umum ini pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan/aktivitas tertentu dari manusia, balk secara individu atau secara berkelompok.
Bentuk daripada ruang umum ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2 (dua), yakni;
1. Ruang Tertutup Umum : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam bangunan
2. Ruang Terbuka Umum : yakni ruang umum yang terdapat di luar bangunan

1. Ruang Terbuka Umum dan Khusus
Pengertian tentang Ruang Terbuka Umum dapat diuraikan sebagai berikut.
• Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan.
• Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga).
• Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan (multi¬fungsi).
Contoh ruang terbuka umum adalah jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi.
Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut.
• Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan.
• Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus/spesifik.
Contoh ruang terbuka khusus adalah taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.
2. Ruang Terbuka dan Lingkungan Hidup
Menurut Ian C. Laurie, ruang terbuka dalam lingkungan kehidupan (lingkungan alam dan manusia) dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi, antara lain berupa, daerah hutan, daerah pertanian, daerah produksi mineral, daerah peternakan, daerah perairan (reservoir, energi), daerah perikanan, dan lainnya.
2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia, antara lain berupa, cagar alam, cagar budaya, suaka marga satwa, dan taman nasional.
3. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan, dan kenyamanan, yaitu antara lain, melindungi kualitas air tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah, mempertahankan dan memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi, dan daerah taman lingkungan.

3. Ruang Terbuka Ditinjau dari Kegiatannya
Menurut kegiatannya, ruang terbuka terbagi atas 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif.
1) Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur¬unsur kegiatan di dalamnya misalkan, bermain, olahraga, jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.
2) Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian jalurjalan, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, ataupun penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka.

4. Ruang Terbuka Ditinjau dari Segi Bentuk
Menurut Rob Rimer (Urban Space) bentuk ruang terbuk« E7,cara iptris besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang terbuka horbentuk memanjang (koridor) dan ruang terbuka berbentuk membulat.
1) Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor) pada umumnya hanya mempunyai batas pada sisi-sisinya, misalkan, bentuk ruang terbuka jalan, dan bentuk ruang terbuka sungai.
2) Ruang terbuka bentukmembulatpada umumnya mempunyai batas di sekelilingnya, misalkan, bentuk ruang lapangan upacara, bentul, ruang area rekreasi, dan bentuk ruang area lapangan olahraga.
5. Ruang Terbuka Ditinjau dari Sifatnya
Berdasarkan sifatnya ada 2 (dug) jenis ruang terbuka, yakni ruan(? terbuka lingkungan dan ruang terbuka antarbangunan.
• Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum.
• Ruang terbuka antarbangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
6. Fungsi Ruang Terbuka
1) Fungsi sosial
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain:
• tempat bermain dan olahraga;
• tempat bermain dan sarana olahraga;
• tempat komunikasi sosial-,
• tempat peralihan dan menunggu;
• tempat untuk mendapatkan udara segar;
• sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya;
• pembatas di antara massa bangunan;
• sarana penelitian dan pendidikan Berta penyuluhan bagi
masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan;
• sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian,
dan keindahan lingkungan.
2) Fungsi ekologis
Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain:
• penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro;
• menyerap air hujan;
• pengendali banjir dan pengatur tata air;
• memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuftah;
• pelembut arsitektur bangunan.
















Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan Instrulksi Monteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang forbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan, dengan tujuan berikut.
• iMeningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih, dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan.
• Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.

Peranan Ruang Terbuka Hijau bagi pengembangan kota adalah berikut.
• Sebagai alat pengukur iklim amplitudo (klimatologis). Penghijauan memperkecil amplitudo variasi yang lebih besar dari kondisi udara pangs ke kondisi udara sejuk.
• Penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan industri, dan gas beracun lainnya. Asap kendaraan dan gas racun mengambang ke udara. Melalui proses kimiawi zat hijau dawn dapat mengubah CO 2 menjadi Oz juga gas gas lainnya seperti zat lemas (N) dan sulfur (S).
• Sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung/unggas.
• Sebagai penunjang keindahan (estetika). Tanaman memiliki bentuk tekstur dan warna yang menarik. Kelebihan ini menjadikan tanaman sebagai salah satu elemen yang dapat menunjang keindahan lingkungan.
• Mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudul planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada di sekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang kompak dan serasi.

Adapun manfaat Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan antara lain sebagai berikut.
• Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota.
• Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota.
• Memberikan hasil produksi berupa kayu, dawn, bunga, dan buah.
• Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuftah.
• Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin.
• Sirkulasi udara dalam kota.
• Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.























E. RUANG DAN WAKTU
Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya tentang pengertian dari ruang. Pada dasarnya keberadaan ruang sudah ada sejak manusia diciptakan. Ruang tersebut tidak diciptakan, namun kala itu keberadaan ruang sangat terasa dan dapat dirasakan (baca buku Landscape Architecture, J.O. Simond). Perasaan manusia terhadap ruang sangat berbeda satu dengan lainnya. Seseorang dapat merasakan ruang, namun belum tentu akan terasa oleh orang lain. Ruang memberikan persepsi yang berbeda tergantung dari perasaan manusia.
Menurut Rudolf Arnheim: "... ruang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan, terbatas atau tidak terbatas seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan dan mempunyai kapasitas untuk diisi benda ...... Sedangkan menurut Imanuel Kant: "... ruang bukanlah sesuatu yang objektif atau nyata, tetapi merupakan sesuatu yang subjektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia ......

1. Pengertian Waktu
Pengertian waktu menurut Einstein: ".. waktu merupakan dimensi ke-4 (empat) dari bumf" Sedangkan menurutAristoteles (The Phytagoras) disebutkan: "... waktu merupakan kenyataan yang terns berlangsung, tidak tergantung pada objek lain dan tanpa hubungan langsung dengan fenomena lain."
Kita terbiasa dengan pemikiran bahwa setiap objek mempunyai 3 (tiga) dimensi, namun perlu dipertimbangkan seperti yang dikatakan oleh Einstein ada dimensi lain, yakni waktu. Waktu merupakan dimensi (besaran dari ruang dan ruang merupakan besaran dari waktu). Jadi, waktu dan ruang akan sating ketergantungan satu sama lainnya. Sebab gerakan dan pertukaran selalu sama.
2. Ruang dan Waktu dalam Kaitannya dengan Desain Lansekap
Telah disebutkan bahwa ruang tidak dapat dipisahkan dengan faktor
waktu. Pengertian desain lansekap adalah suatu usaha penajaman dari
pemikiran/produk Site Planning (Perencanaan Tapak) yang berhubungan
dengan pemilihan elemen desain. Terbentuknya ruang lansekap dapat
diperoleh dari kombinasi antara elemen alam dan struktur buatan manusia.
Di dalam desain lansekap, pembentukan ruang berupa 3 (tiga)
dimensional, yaitu dengan cara memberikan karakteristik ruang pada tata nilai ruang itu sendiri.















3. Hubungan Ruang dan Waktu dalam Bentuk Aktivitas
Terjadinya suatu ruang pusat kegiatan sangat tergantung pada waktu. Bila kegiatan hanya berlangsung pada saat tertentu dan pada saat lainnya tidak ada kegiatan, maka ruang seolah-olah menjadi tidak berfungsi dengan kata lain, mati.
Kegiatan sehubungan waktu dapat dibedakan menurut jam kerja, aktivitas siang dan malam Berta hari libur. Masing-masing pusat kegiatan mempunyai ciri waktu yang berbeda. Dengan demikian diperlukan pengolahan konsep ruang dalam perancangan sesuai dengan kondisi waktu.
Sebagai contoh, pada malam hari apabila kegiatan perbelanjaan telah tutup, maka kecenderungan hilir mudik pemakai jalan menjadi sepi. Hal ini perlu dihindarkan. Oleh karena itu, perlu dipikirkan pemanfaatan ruang jalan tersebut untuk kegiatan lain, misalkan pasar kaki lima untuk menghidupkan suasana malam hari dan sekaligus memberikan pengamatan yang berbeda bagi pejalan kaki.
Faktor waktu dalam perancangan
Secara khusus, konsep perancangan terhadap suatu tapak terlihat dari proses waktu, yaitu
• Faktor historic waktu lalu
• Dinamika keadaan sekarang
• Pandangan akan suatu masa depan

Suatu contoh di mana faktor waktu dimasukkan ke dalam per¬timbangan konsep perancangan tapak adalah seperti yang dilakukan oleh arsitek lansekap Frederick Law Olmsted dan Calvert Vaux dalam merencanakan Central Park di New York tahun 1858.
Konsep perancangan yang disajikan sebagai berikut.
1) Adanya pemikiran area tenang di sisi kota yang berkembang menjadi permukiman. Hingga diprediksikan bahwa Central Park akan menjadi satu-satunya tempat bagi penduduk untuk menikmati pemandangan.
2) Telah diprediksikan jumlah penduduk kota New York di masa datang. Hingga kebutuhan akan sarana rekreasi semakin penting. Pemikiran tersebut ternyata benar.
3) Meramalkan suatu saat nanti tanaman umum akan dikelilingi oleh tembok – tembok yang berasal dari gedung – gedung di sekitarnya.
4) Jenis tanaman pada saat ditanam mempunyai ketinggian 3 meter, dengan berjalannya waktu maka pepohonan tersebut terus tumbuh maksimal menjadi 15 meter. Hal ini mengakibatkan perubahan ruang yang hendak diciptakan. Jelaslah bahwa elemen pohon dalam desain yang terus tumbuh saat demi saat sesuai dengan waktu akan mempengaruhi bentuk desain.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa perancangan Central Park tersebut mempertimbangkan faktor waktu untuk masa depan antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.




















4. Uraian Sekilas tentang Central Park-New York

Gagasan Central Park timbul dari usulan masyarakat kota New York tahun 1785 untuk membuat semacam tempat yang lugs dan besar guna mengurangi suasana kepadatan kota. Ditinjau dari perencanaan kota New York, gagasan tersebut dapat diterima mengingat terjadi kepadatan yang tinggi di kota. Park (taman) tersebut dapat dipergunakan untuk menghasilkan kesegaran udara kota (paru-paru kota) serta memberikan suasana rural bagi penduduk kota (refreshment of mind and nerves). Gagasan ini kemudian disayembarakan (1857-1858) dan pemenangnya adalah perusahaan Green Wards Group (Vaux and Olmsted).
Pengaruh konsep gardening gaga Inggris sangat kuat, yaitu ditandai dengan adanya kesederhanaan dalam karya desain dan perencanaannya memperlihatkan potensi site (tapak) yang menarik serta menutupi bagian yang buruk.
Di beberapa tempat dengan maksud agar diperoleh orientasi maka ditempatkan meadows yang merupakan ruang bersuasana alami dengan batasannya adalah tatanan pepohonan.
Olmsted sudah memprediksikan dan memproyeksikan bagaimana keadaan daerah sekeliling park tersebut di masa datang dan hal itu dilakukan dengan menerapkan konsep protection untuk menjaga perkembangan bangunan di sekitarnya.
Ruang di dalam park diisi dengan berbagai aktivitas agar ruang yang terbentuk mempunyai fungsi. Untuk menghubungkan aktivitas, dibuatkan sistem sirkulasi dalam hutan buatan yang diibaratkan sebaga suatu sungai dengan meadows sebagai danau.
































Untuk membedakan dan menjaga keselamatan pejalan kaki maka dibedakan antara sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan sistem terowongan bawah tanah (underpass). Kala itu sistem tersebut pertama kali diperkenalkan di dunia.
Ruang dan waktu betul-betul dapat dibuktikan dalam space/ruang ini. Kesan ruang yang dialami oleh pengendara kendaraan dan pejalan kaki sangat berbeda. Penempatan pohon di sepanjang jalan dibedakan antara jalur pejalan kaki dan kendaraan. Perbedaan dilakukan dengan menentukan skala jarak dalam ruang yang memerlukan waktu. Jadi, skala wang menentukan kesan suatu ruang. Di sini juga diperkenalkan sistem untuk melihat ruang semaksimum mungkin, yakni dengan mengarahkan sirkulasi dan menempatkan pengunjung pada titik yang tepat.
Dari segi enjinering, Olmsted mempraktekkan sistem vertical curve dan horizontal curve. Untuk lalu lintas cepat dipergunakan horizontal curve, sedangkan untuk lalu lintas lambat dipakai sistem vertical curve.

5. Uraian Konsepsi Tata Letak dan Kegiatan dalam Central Park
Konsep tata letak tanaman dalam Central Park terbagi dalam:
• The Upper Park
Di sini ditampilkan tanaman dengan pola tanam formal planting dengan memperhatikan architectural effect. Pada daerah tertentu, kesatuan karakter ditampilkan dengan mempersatukan kesatuan detail tanaman, balk bentuk tajuk, karakter batang, dan tekstur dawn.
• The Lower Park
Karakter dan jenis tanaman lebih heterogen, kondisi natural tidak ditonjolkan kecuali bukit karang sebagai reservoir. Sebagai daya tarik dengan fasilitas rekreasi dan area beristirahat. Kondisi tapak bagian tengah dan barat dibuat tidak teratur. Pada bagian timur diolah menjadi tapak dengan kondisi permukaan berombak dengan hamparan rumput dan kebun yang teratur dan terpelihara. Sedangkan bagian selatan adalah meadows dengan bentuk permukaan tapak kasar dan berbatu. Ini mempengaruhi pemilihan jenis tanaman pohon dan semak.
• Transvered Road
Empat transvered road yang langsung menghubungi Central Park dengan lingkungan sekitarnya. Khusus pada acara tertentu, 3 (tiga) pencapaian jalan dibuat secara khusus.
• Boundary Lines
Diselesaikan dengan menanam pohon di sekeliling park dengan tujuan menutupi bangunan di seberang jalan sekaligus mendapatkan bayang-bayang keteduhan (scenic borrowed).
• Barisan pepohonan di sekeliling park tersebut membentuk ruang bagi pejalan kaki (side walk) dan trotoar. Pagar dibuat setinggi 1,50 meter untuk menghindari pedagang liar.
• Entrance
Pintu gerbang masuk Central Park dibuat dari arah fifth avenur¬mengingat kala itu daerah tersebut bebas dari aktivitas kepadatan,
• Parade Ground
Terletak di sisi sebelah barat seluas 25 Ha terdiri dari tanah datar dan sebagian area meadows yang dipergunakan untuk kegiatan parade, latihan baris-berbaris kemiliteran, upacara khusus, dan festival.
• Playground
Terletak di sebelah barat, dilengkapi dengan bangunan untuk fasilitas olahraga di dalam ruangan.
• Reservoir
Reservoir lama dan barn mempunyai daya tarik bagi pejalan kaki dan pengendara bermotor, karena sudut pandangan ke arah tersebut dibuat terbuka hingga tidak terhalang oleh pandangan lain.
• Arboretum
Dimanfaatkan sebagai temp.-tt koleksi tanaman langka dan tanaman ilmiah. Diletakkan di sisi -obelah timur laut dengan susunan non-formal. Pada areal ini dikoleksi tanaman khas Amerika dan lainnya dalam bentuk Botanical Garden.

6. Pengaruh Central Park terhadap Warga Setempat
Keberadaan Central Park memberikan pengaruh positif bagi warga setempat khususnya dan warga Amerika umumnya. Hal ini dikarenakan.
• Memberikan dorongan untuk rekreasi di ruang terbuka dengan segala
musim bagi penduduk dan pendatang lainnya.
• Rencana public park dengan sistem lalu lintasnya memberikan pengaruh pada struktur kota sehingga masyarakat sadar akan suatu kebutuhan ruang terbuka.
• Merupakan pioner perkembangan ruang terbuka di Amerika.
• Dengan berhasilnya karya Central Park ini maka Arsitektur Lansekap
F. RUANG MATURUANG NEGATIF
Mengapa kita perlu memahami adanya ruang mati atau ruang negatif? Ruang negatif di dalam desain harus dihindari. Bila ini terjadi maka perancangan ruang yang diolah menandakan belum adanya pemikiran secara utuh terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan.

Ruang luar menurut kesan fisiknya dibagi atas.
• Ruang Positif
Suatu ruang terbuka yang diolah dengan peletakan massa bangunan/ objek ek tertentu yang melingkupinya dan memberikan manfaat ruang positif. Biasanya terkandung berbagai kepentingan dan kegiatan manusia.




• Ruang Negatif
Ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas serta bersifat negatif, biasanya terjadi secara spontan tanpa kegiatan tertentu.
Ruang mati/ruang negatif atau death space terbentuk dengan tidak terencanakan, tidak terlingkup, dan tidak dapat dimanfaatkan dengan balk sesuai kebutuhan (ruang yang terbentuk dengan tidak sengaja, ruang yang tersisa).
Ruang mati bila kita lihat merupakan ruang yang terbuang dengan percuma. –uang tersebut tanggung bila dipergunakan untuk suatu kegiatan. Sebab terjadinya dengan tidak terencana.













































G. BENTUK DAN FUNGSI
Yang dimaksud dengan bentuk adalah sebuah benda 3 dimensi yang dibatasi oleh bidang datar, bidang dinding dan bidang pengatap.
Dari penampilannya bentuk dapat pula dibagi dalam:
1. Bentuk yang teratur, yakni bentuk geometric, kotak, kubus, kerucut, dan piramid.
2. Bentuk yang lengkung, yakni bentuk-bentuk alami.
3. Bentuk yang tidak teratur.

Adapun sifat atau karakter dari tiap bentuk masing-masing mempunyai kesan tersendiri.
• Bentuk kubus atau persegi mempunyai kesan static, stabil, formal, monoton, dan masif.
• Bentuk bulat atau bola memberi kesan tuntas, labil, bergerak, dan dinamis.
• Bentuk segitiga dan meruncing memberi kesan aktif, energik, tajam, serta mengarah.

Suatu komposisi dapat merupakan gabungan dari beberapa bentuk tersebut.









1. Fungsi dan Bentuk dalam Perancangan (Desain)
Dalam mendesain atau merancang sesuatu secara ideal dikenal istilah form must follow function. Pernyataan ini sebetulnya sudah timbul jauh sebelumnya daripada yang diperkirakan manusia dan mempunyai arti yang lebih dalam.
Arti sebenarnya ialah bahwa setiap proyek atau benda harus direncanakan dan didesain sebaik mungkin dan menjadi alat yang efektif, balk dari segi bentuk, bahan, maupun penyelesaiannya, termasuk pula pertanyaan untuk apa objek/benda tersebut direncanakan.

Pada zaman prasejarah (zaman palaeolitikum) masyarakat kuno mendirikan bangunan berbentuk lingkaran berdasarkan kebutuhan akan rasa aman, intim, dan manusiawi. Bentuk melingkar tersebut mengalami evolusi dan berkembang menjadi bentuk organik dan konsentris yang disebabkan oleh kondisi permukaan tanah yang tidak memungkinkan bentuk melingkar.
Zaman neolitikum bentuk tersebut berkembang menjadi bentuk segi empat yang disebabkan oleh adanya perubahan tata cara hidup dari pemburu menjadi masyarakat petani. Bentuk segi empat ini akhirnya berkembang menjadi bentuk gridiron atau pola papan catur seperti yang diterapkan pada perencanaan kota Mileteus.








Bentuk dapat memberikan suatu kesan statis, stabil, formal, agung, tuntas, labil, dan aktif. Selain itu bentuk juga dapat mengesankan suatu pergerakan, misalkan pada taman halaman National Gallery di Washington. Di dalamnya terdapat patung Mercury, air mancur, dan elemen lainnya yang membuat manusia merasa lepas dan nyaman. Garis¬garis pada patung tersebut secara diagramatis berupa spiral. Makna dari patung/sculpture itu dapat diartikan sebagai pergerakan dan pelepasan. Kesan pergerakan itu sendiri lebih lanjut didukung oleh pergerakan air mancur yang mengalir ke kolam. Seluruh garis mengarah keluar. Bahkan ukiran -berdpa burung garuda di langit-langit kubah memberi kesan pergerakan dari burung tersebut.





































Pembagian Bentuk Buatan Menurut Iklim dan Cuaca

























2. Bentuk dalam Kaitannya dengan Keindahan

Hakikat dari sebuah desain (karya cipta) yang balk adalah memenuhi kriteria dan tolok ukur, yakni memenuhi fungsional berguna dan keindahan.
Mengenai fungsi yang dimaksud adalah segala sesuatu rancangan ruang luar harus mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia. Penentuan fungsi ruang luar terkait pads tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, siapakah pengguna dan pemakai ruang luar, bagaimana aktivitas pemakai ruang, serta bagaimana hubungan enters ruang-ruang yang diciptakan agar ruang satu dengan ruang lainnya dapat sating mendukung fungsi yang dimaksud.
Keindahan bukanlah sesuatu yang dapat diukur secara matematik karena keindahan lebih bersifat abstrak. Apalagi mengenai keindahan visual.

Estetika (keindahan) berasal dari kata Yunani Aesthetics, yaitu
• aesthetics, berarti hat-hat yang dapat diserap dengan pancaindra;
• aesthesis, dalam pengertian penyerapan indra.

Pada zaman Yunani kuno, estetika merupakan salah satu cabang filsafat. Dalam perkembangannya estetika tidak lagi menjadi suatu filsafat, tetapi sudah menjadi sangat ilmiah. Estetika tidak lagi membicarakan keindahan saja, tapi sudah meluas menjadi seni dan pengalaman estetika.
Keindahan, dalam suatu desain dapat dilihat dari sudut keindahan bentuknya dan keindahan ekspresinya. Keindahan suatu bentuk menyangkut pertimbangan terhadap prinsip-prinsip desain tentang keindahan, yaitu adanya keteraturan, keterpaduan, keseimbangan, irama, proporsi, dan skate. Artinya, suatu ruang dalam rancangan lansekap dapat dikatakan menarik bila memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
Sedangkan keindahan ekspresi sulit dinilai, karena menyangkut tentang kesan dan pesan dari arsitek lansekap. Karena karya cipta yang dibuat atau dirancang bukan semata-mata untuk diri sendiri, tapi diperuntukkan bagi orang lain, make kesulitan dari arsitek lansekap adalah menciptakan keindahan agar rancangannya dapat dinikmati secara visual. Setiap orang akan berbeda menilai suatu keindahan. Tergantung dari sikap intelektual individual.
3. Beberapa Teori tentang Keindahan
a. The Golden Section atau Golden Ratio
Berisi perbandingan yang menyenangkan/indah untuk dilihat meta adalah dengan proporsi 3 : 5.






















Dari segi pandangan, rancangan rinci perlu jugs memperhatikan ukuran dan dimensi tertentu dari berbagai bentuk. Untuk itu dikenal teori Golden Section yang dikembangkan oleh Vitruvius, Alberti, Paladin, Leonardo Da Vinci, dan Michael Angelo. Teori ini bertujuan mencari dasar¬(Jasar ukuran-ukuran (garis, bidang, bentuk, dan ruang) dalam kaftan I)ersepsi manusia terhadap keindahan yang dapat diterapkan dalam merancang fisik lingkungan.
Asas yang menjadikan suatu bentuk menjadi estetis:
1. Asas kesatuan utuh (The Principle of Organic Unity) atau keaneka¬ragaman (Unity in variety). Setiap karya yang indah hanya mengandung unsur-unsur yang perlu saja dan mempunyai hubungan timbal batik.
2. Asas tema (The Principle of Theme). Penilaian terhadap suatu karya desain sebagai tolok ukur keindahan.
3. Asas variasi menurut tema (The Principle of Thematic Variation).
4. Asas keseimbangan (The Principle of Balance). Keseimbangan yang dicapai melalui kebersamaan.
5. Asas perkembangan (The Principle of Evolution). Adanya kesinambungan dari keseluruhan proses dari awal hingga langkah selanjutnya.
6. Asas keteraturan (The Principle of Hierarchy).
Perlu adanya satu unsur yang mengatur unsur lainnya hingga terdapat suatu urutan yang menunjang tema.
b. Teori Einfuhlung
Teori Einfuhlung menyatakan bahwa seorang pengamat karya seni cenderung untuk memproyeksikan perasaannya ke dalam benda yang diamati. Merenungkan secara khayal bentuk benda itu hingga memberikan kenikmatan rasa keindahan visualnya.
Ekspresi tergantung dari karakter tertentu, gaga tertentu, warna tertentu, serfs komposisi dari bahan yang dipergunakan.
H. TEKSTUR
Tekstur adalah kumpulan titik-titik kasar atau halus yang tidak beraturan pads suatu permukaan benda atau objek. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran warna, bentuk, atau sifat dan karakternya seperti ukuran besar kecilnya, gelap terangnya, bentuk bulat persegi, atau tak beraturan sama sekali. Suatu tekstur yang susunannya agak teratur atau teratur disebut dengan corak atau pattern.

1. Fungsi Tekstur
Untuk mendapatkan suatu perancangan (desain) yang lengkap maka umumnya arsitek lansekap harus mengingat dan memperhatikan elemen¬elemen desain yang dipilihnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan suatu kesan komposisi yang paling serasi/ideal dalam suatu perancangan (desain) yang diinginkan. Seperti halnya dengan skala, bentuk, dan warna maka tekstur merupakan bagian penting yang saling mendukung dalam penentuan pemilihan elemen-elemen desain.
2. Bentuk Tekstur
Dari bentuk tekstur dapat dipisahkan menjadi berikut.
• Tekstur halus, adalah karakter permukaan benda yang bila diraba akan terasa halus atau dapat pula diartikan memberikan perasaan kesan halus. Demikian pula kesan tersebut dapat diperoleh dengan pemakaian warna lembut.
• Tekstur kasar, permukaan benda bila diraba akan terasa kasar atau objek terdiri dari elemen dengan corak, yang berbeda, balk bentuk maupun warnanya.

Tekstur pada ruang luar sangat erat berhubungan dengan jarak pandang atau jarak penglihatan (visual). Pada jarak tertentu tekstur suatu objek tidak berperan lagi, sehingga bahan atau objek tersebut dapat dikatakan polos tanpa tekstur.
Oleh karena itu, untuk suatu bidang lugs pada ruang luar, tekstur dapat dibedakan menjadi:
• Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada benda atau objek yang hanya dapat dilihat pada jarak dekat.
• Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan visual yang proporsional.
Contoh sebidang dinding terdiri dari unit-unit beton cetak yang mempunyai corak tekstur. Unit beton cetak ini disusun sehingga membentuk suatu pola. Pada sambungan antarunit-unit tersebut dipergunakan bahan yang berbeda seperti logam.
Bila dinding tersebut dilihat dari jarak dekat maka akan terlihat suatu corak tekstur dari unit-unit beton. Sedangkan bila diamati dan dilihat dari jarak jauh akan terlihat tekstur barn beton tersebut berupa kotak-kotak
Perbedaan tekstur pada pola lantai dapat dipergunakan untuk menunjukkan arch sirkulasi dan mernbedakan ruang gerak dan ruang statis. Selain itu tekstur lantai dapat dipergunakan untuk menghilangkan rasa monoton suatu tempat perbelanjaan misalkan karena jalur sirkulasi terlalu panjang atau memberikan kesan pembatasan pada area perkerasan yang terlalu lebar dan luas.





































Demikian pula halnya dengan tekstur dari elemen pelembut misalkan pohon atau tanaman hiss. Tekstur dapat dilihat dari permukaan batang pohon atau kumpulan mass dawn (tajuk).
Tekstur batang pohon kelapa sawit memiliki kesan tekstur kasar, sebaliknya tekstur batang pohon pinang memberikan kesan halus.
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa tekstur dapat memberikan kesan visual pada manusia melalui perbedaan warna gelap terang yang disebabnya oleh bayang-bayang cahaya




















I. WARNA
Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.
Untuk mempelajari dan mengenal karakter tentang warna, terlebih dahulu kita tinjau dari beberapa Aspek.

1. Aspek Fisika dan Aspek Fisiollogi
a. Tinjauan Aspek Fisika
Abad ke-18 sarjana Inggris bernama Newton, mengemukakan dasar leori warna yang tak lain adalah gelombang cahaya. la menuliskan bahwa bila seberkas gelombang cahaya matahari melalui sebuah prisms, akan lerurai hingga terjadi spektrum warna yang masing-masing mempunyai kekuatan gelombang menuju ke mats kita, sehingga kita dapat melihat warna. Spektrum cahaya itu sendiri terdiri dari warna pelangi yang kita kenal, yakni merah, jingga (oranye), kuning, hijau, biru, nila (indigo), dan ungu (violet), yang berurutan sehingga membentuk lingkaran warna.
Dan warna-warna ini disebut warna-warni dasar, di samping warna putih dan hitam. Jika diperhatikan lebih teliti lagi, maka terdapat sinar yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, yaitu sinar inframerah dan ultraviolet.
Di dalam aspek ini yang diperhatikan adalah bagaimana efek rangsangan cahaya pada mekanisme mata. Secara teoretis, stimulasi cahaya yang memantul dari suatu objek akan merangsang mekanisme mata. Kemudian rangsangan tersebut disalurkan melalui saraf optik ke arch otak. Maka kita melihat warna.
2. Teori tentang Warna
Dalam teori warna antara lain kita mengenal adanya dua macam sistem yang umumnya digunakan dalam pelaksanaan menyusun warna yaitu Prang color system dan Musell color system.
Menurut teori Prang, secara psikologi warna dapat dibagi menjadi 3 (tiga) dimensi, yaitu
Hue : semacam temperamen mengenai panas/dinginnya suatu
warna
Value : mengenai gelap terangnya warna
Intensity: mengenai cerah dan redupnya warna
Selanjutnya Prang juga membagi adanya kelas warna, yaitu
• Primary Merupakan warna utama/pokok, yaitu merah, kuning, dan biru.
• Binary
Yaitu warna kedua dan yang terjadi dari gabungan antara dua warna priminary. Warna tersebut ialah merah + biru = violet-, merah + kuning = oranye; biru + kuning = hijau.
• Warna antara (intermedian)
Warna ini adalah warna campuran dari warna primary dan binary, misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.
• Tertiary (warna ketiga)
Merupakan warna-warna campuran dari warna binary. Misalkan, violet dicampur dengan hijau dan sebagainya.


• Quanternary
lalah warna campuran dari dua warna tertiary. Misalnya semacam hijau violet dicampur dengan oranye hijau; oranye violet dicampur dengan oranye hijau; hijau oranye dicampur dengan violet oranye.
Sedangkan menurut Munsell, satu warna ditentukan oleh 3 (tiga) komponen, yaitu
Hue : menyatakan kualitas warna atau intensitas panjang
gelombang
Value : kesan kemudahan warna
Chroma : penyimpanganterhadap warna putih atau kejenuhan warna
Selain itu kita juga mengenal adanya percampuran antara warna murni dengan warna kutub yang disebut dengan:
Tint : warna murni dicampur dengan warna putih sehingga terjadi
warna muda
Shade : warna murni dicampur dengan hitam sehingga terjadi warna
tua
tone : warna murni dicampur dengan warna abu-abu
(percampuran putih dan hitam) sehingga terjadi warna
Tanggung.
Warna tint, shade, dan tone ini disebut warna-warni pastel.








3. Hubungan Antar Warna
Komposisi warna ada dapat dilakukan berbagai cara. Yang umum dikenal adalah berdasarkan tiga warna pokok, aka tetapi ada juga yang berdasarkan emapt warna pokok.























Berdasarkan warna tersebut komposisi warna juga bersifat sebagai berikut.
A. keselarasan berhubungan
Artinya warna – warna harmonis yang diambil dari warna yang berhubungan, yaitu
1. Monochromatic (satu warna)
Bilamana dipergunakan hanya satu warna sebagai dasar komposisi yang menghasilkan nada-nada warna, bayangan, dan variasi dari warna – warna tersebut.







2. Analogus (berurut)
Bilamana mempergunakan dua warna yang letak di dalam lingkaran warna yang berurut dan sama sifatnya (misalkan sama-sama bersifat sejuk)










B. Keselarasan yang Tidak Berhubungan
Artinya warna-warna tampak selaras/harmonis dan warna-warna tersebut adalah sederajat antara lain:
1) Komplementer
Yaitu jika yang dipergunakan warna dasar adalah dua warna yang berhadapan posisinya dengan warna primary yang sifatnya berlawanan. Bilamana kedua warna tersebut berhadapan langsung disebut Direct Complementary. Sedangkan bila letaknya membentuk sudut maka disebut Split Complementary.



















2) Polychromatic
Yaitu komposisi yang mempergunakan lebih banyak warna dari spa yang disebut di atas. Biasanya kesan dari komposisi ini sangat ramai.
Selain memperhatikan sifat-sifat dari komposisi/susunan warna tadi ada beberapa prinsip pada penyusunan warna yang harus diperhatikan, yaitu
• Harmoni suatu keselarasan warna yang monochromatic yang diciptakan di sekitar hue
• Kontras mempunyai susunan warna dari variasi value dan intensity tertentu
• Aksen warna akan merupakan variasi susunan warna yang ada

4. Warna dalam Hubungannya dengan Desain
Warna dalam kaitannya dengan suatu karya desain adalah Sebagai salah satu elemen yang dapat mengekspresikan suatu objek di camping bahan, bentuk, tekstur, dan garis. Warna dapat memberikan kesan yang diinginkan oleh si perancang dan mempunyai efek psikologis. Sebagai contoh adalah pemilihan suatu warna yang memberi kesan ruang menjadi luas atau sempit, sejuk atau hangatnya ruangan,- berat atau ringannya suatu bends, dan sebagainya.
Di dalam Arsitektur Lansekap dengan ruang lingkupnya mengatur ruang dan massa di slam terbuka, warna memegang peran penting. Hal ini dikarenakan dalam pengaturan ruang akan selalu berkaitan dengan penggunaan bahan-bahan alami (tanaman, batu-batuan) dan bahan buatan manusia serta detail-detailnya, maka dalam pemilihan dan meng¬komposisikan warna dari massa-massa tersebut harus tepat dan berdasarkan teori serta prinsip-prinsip warna. Dengan demikian, akan tercapai hasil karya yang mempunyai kesan menyatu dengan alarn serta mempunyai variasi yang menarik.
Sebagai contoh, sebuah bangunan berwarna dominan putih netral dan dikelilingi taman bungs dengan lapangan rumput yang luas. Pads pagi hari bangunan tersebut akan memantulkan cahaya matahari pads rumput yang masih berembun. Kesan yang timbul adalah kesan kehijauan yang dingin. Bila senja hari matahari memancarkan sinar kemerah¬merahan yang kemudian dipantulkan oleh bangunan tersebut ke arah rumput, sehingga memberikan rumput berwarna kemerah-merahan dan memberikan kesan kehangatan senja hari.
Dari contoh tadi dapat ditarik suatu pengertian bahwa dalam mengekspresikan suatu objek dan memadukannya diperlukan pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip warna sehingga menunjang sistem perancangan yang lengkap.
Di bawah ini contoh matriks warna dalam hubungannya dengan ekspreso yang ditimbulkan.